Pasca erupsi Gunung Tangkuban Perahu yang terjadi pada Jumat sore (26/7) kadaan sudah mulai kondusif. Pengelola Kawasan Wisata telah menutup wilayah wisata gunung yang berada di wilayah administrasi Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat. Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menginformasikan wilayah yang terdampak sekitar radius 500 meter dari kawah. Aparat pemerintah telah mengevakuasi pendaki dan pengunjung yang berada di kawasan wisata gunung. Siapa pun tidak diperbolehkan untuk menginap di dalam kawasan kawah aktif.
Pusat Krisis Kesehatan telah memantau dan menerima laporan sejumlah 46 orang wisatawan dan warga sekitar datang ke Puskesmas Cikole, Klinik Sespim Polri, dan Klinik Pasar Ahad disebabkan iritasi mata, sesak nafas, dan luka lecet. Hingga kini tidak ada informasi mengenai korban jiwa maupun luka berat pasca insiden.
Dinkes Kabupaten Subang dan Dinkes Kabupaten Bandung Barat telah mengirimkan Tim Reaksi Cepat (TRC) ke lokasi dan telah membagikan sebanyak 1550 lembar masker ke masyarakat. Di samping itu dinas kesehatan di ke dua wilayah tersebut telah menyiagakan Puskesmas Palasari, Cikalapa, dan Jalancagak (di wilayah Kabupaten Subang), dan Puskesmas lembang, Jayagiri DTP, Cikole, dan Cibodas (di wilayah Kabupaten Bandung Barat). Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat telah berkoordinasi dengan kedua Dinkes kabupaten tedampak serta mengirimkan Tim Surveilans dan mendistribusikan sebanyak 1000 lembar masker.
Hingga kini, PVMBG masih menetapkan status Gunung Tangkuban Perahu berada pada Level I. Yang perlu diwaspadai adalah terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas dan ketika cuaca mendung ataupun hujan dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia.