Pada tanggal 14 Juli 2019 pukul 16.10 WIB, terjadi gempa bumi tektonik M 7.2 dengan kedalaman 10 km. Gempa berpusat di darat 62 km Timur Laut Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan. Gempa bumi dirasakan skala MMI : V Obi, III Labuha, II-III Manado, Ambon, II Ternate, Namlea, Gorontalo, Sorong, Bolaang Mongondow, Waisai dan Raja Ampat. Pada perkembangannya Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan memberlakukan masa tanggap darurat selama 7 dari tanggal 15 hingga 21 Juli 2019 dan kemudian memperpanjang masa tanggap darurat tersebut selama 7 hari sejak 22 Juli 2019 - 28 Juli 2019 berdasarkan SK Bupati Halmahera Selatan Nomor 360/1768/2019.
Gempa ini mengakibatkan 14 orang meninggal dunia, 19 orang luka berat atau dirawat inap, 1.197 orang luka ringan atau dirawat jalandan 51.637 orang harus mengungsi. Gempa ini juga merusak 1 unit Puskesmas, 1 unit Puskesmas Pembantu, dan 1 unit Polindes.
Dinas Kesehatan Kabupaten telah mendirikan pos kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan, menyiagakan tanaga kesehatan dari beberapa PKM untuk membantu pelayanan daerah yang terdampak, serta melaksanakan pendataan ulang untuk kerusakan fasyankes dan penduduk rentan, Sedangkan Dinas Kesehatan Provinsi telah melaksanakan RHA untuk kesehatan masyarakat, mengirimkan buffer stok obat dan makanan tambahan balita ke Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Selatan.
Dari pusat, Kementerian Kesehatan telah Mengirimkan tim Public Health Rapid Respon Team (PHRRT), logistik kesehatan lingkungan berupa PAC 1.650 sachet, disinfektan air (padat) 15 kg, disinfektan air (tablet),2.450 tablet, dan rompi 30 buah, serta logistik gizi berupa 2 ton makanan tambahan balita dan 1 ton makanan tambahan Ibu Hamil.
Saat ini tenaga kesehatan telah diturunkan ke wilayah wilayah yang kekurangan tenaga kesehatan serta perlengkapan untuk membuat fasilitas MCK sudah didistribusikan ke lokasi pengungsian. Selain itu perlu penambahan logistik di Gudang Instansi Farmasi Kesehatan.