Kenaikan suhu yang saat ini terjadi membuat pemerintah menghimbau masyarakat untuk waspada terhadap gigitan nyamuk dengue yang dapat menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD.
Hal tersebut diungkapkan oleh dr. Imran Pambudi, MPHM selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pada konferensi pers ASEAN Dengue Day, karena suhu cuaca yang tinggi akan menyebabkan nyamuk dengue akan semakin ganas, sehingga frekuensi nyamuk dengue menggigit akan meningkat 3 sampai 5 kali lipat.
Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah sudah memiliki strategi penanggulangan demam berdarah dengue dengan melakukan penguatan manajemen vektor yang efektif, aman dan berkesinambungan. Tidak hanya itu, penguatan surveilans tinggi yang komprehensif serta manajemen KLB yang responsif juga turut dilakukan.
Selain itu, pemerintah juga mendorong masyarakat dan institusi untuk berpartisipasi dalam mencegah terjadinya DBD di tengah masyarakat, terutama dalam pemberantasan sarang nyamuk.
Dalam penerapannya, terdapat beberapa hal penting yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk, yaitu dengan menerapkan 3M Plus, yaitu menguras, menutup tempat-tempat yang digunakan untuk menampung air serta memanfaatkan barang bekas. Sedangkan untuk poin Plus, adalah bagaimana cara kita untuk mencegah gigitan dan perkembangiakan nyamuk dengue.
Masyarakat juga dihimbau untuk tidak menggunakan fogging sebagai langkah mencegah perkembang biakan nyamuk, selain efek yang ditimbulkan bersifat sementara, fogging juga bisa berdampak atau mengganggu kesehatan manusia.
Kemudian masyarakat juga diharapkan bisa mewaspadai berbagai gejala DBD, seperti demam mendadak, sakit kepala, sakit perut, munculnya bintik merah pada kulit hingga mimisan dan BAB berdarah.
Sumber =