Tanggap bencana Banjir dan longsor di Indonesia perlu semakin di tingkatkan kembali. Dalam mengatasi bencana banjir dan tanah longsor tidak hanya bisa mengandalkan satu instansi saja namun juga dari berbagai elemen. Menanggapi hal tersebut Kepala BNPB melakukan kunjungan ke Kementerian Kesehatan. dalam pertemuan tersebut membahas beberapa hal terkait penanggulangan bencana, salah satunya adalah tentang kerjasama untuk menurunkan indeks risiko bencana di Indonesia. Dalam pertemuan tersebut dilakukan untuk menanggapi penanggulangan setelah terjadi bencana, BNPB mengharapkan dukungan Kemenkes di bidang pelayanan kesehatan pada fase pra bencana dan pasca bencana untuk mengurangi Indeks Risiko Bencana pada tahun ini.
Dari berbagai jenis bencana yang ada di Indonesia, bencana banjir dan longsor merupakan bencana yang paling banyak memakan korban dan menimbulkan masalah kesehatan. dari segi ekonomi bencana banjir membuat hampir semua aktivitas warga terganggu. Misalkan, alat transportasi terganggu dan tidak bisa beroperasi, timbul berbagai macam penyakit seperti gatal-gatal, diare, dan virus lainnya.
Menanggapi hal tersebut, saat ini Kemenkes sudah mempersiapkan Public Service Center (PSC). PSC ini sudah dipasang di beberapa kabupaten rawan bencana. Saat ini yang sudah terkoneksi adalah di daerah Gunung Agung. Fungsi utamanya adalah sebagai media penyalur informasi antara warga dengan pemda jika terjadi gempa. Menurut kemenkes, dengan adanya PSC ini sangat membantu kerja pemerintah untuk mengetahui daerah rawan bencana. Selain itu, Kemenkes juga mengatakan bahwa di setiap daerah sudah membentuk yang namanya Dokter Emergency three acess. Diharapkan dengan ini bisa bersama sama untuk menurunkan indeks resiko bencana. dalam hal ini, tidak bisa melibatkan 1 instansi saja namun juga kerja sama dengan masyarakat perlu di tingkatkan.
Sumber : http://www.bnpb.go.id/berita/2827/kepala-bnpb-dan-menteri-kesehatan-bahas-penanganan-banjir-dan-longsor