Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengumumkan 11 kasus kematian akibat rabies, dimana 95% kasus tersebut diakibatkan oleh gigitan anjing.
Dalam keterangannya, dr. Imran Pambudi selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular menyatakan bahwa selain melalui gigitan anjing, ada juga beberapa hewan liar yang bertindak sebagai reservoir virus, seperti rubah, rakun hingga kelelawar.
Saat ini diketahui bahwa hingga april 2023, terdapat sebanyak 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies, 23.211 kasus gigitan yang sudah mendapatkan vaksin anti rabies serta 11 kasus kematian di Indonesia.
Meskipun saat ini pemerintah telah menyatakan bahwa 26 provinsi di indonesia sudah menjadi endemis rabies, pemerintah juga menyampaikan bahwa terdapat beberapa daerah yang diklaim sebagai daerah bebas rabies, yaitu:
-
Kepulauan Riau
-
Bangka Belitung
-
DKI Jakarta
-
Jawa Tengah
-
DI Yogyakarta
-
Jawa Timur
-
Papua Barat
-
Papua
-
Papua Selatan
-
Papua tengah
-
Papua Pegunungan
Rabies merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup menjadi tantangan besar di Indonesia. hal ini dapat dilihat dari capaian kasus dalam tiga tahun terakhir mencapai 80.000 kasus dengan kematian mencapai 68 orang.
Namun demikian, pemerintah masih terus melakukan upaya penanganan dan pengendalian melalui pengadaan vaksin rabies untuk manusia sebanyak 241.700 vial dan 1.650 vial serum per tahun 2023 ini, dimana saat ini diketahui bahwa sebanyak 227.000 vial vaksin dan lebih dari 1.550 vial serum telah didistribusikan ke provinsi yang ada di Indonesia.
Selain itu, di. Imran juga berpesan kepada seluruh masyarakat untuk segera melakukan pertolongan pertama sesaat setelah digigit oleh hewan penular rabies seperti anjing, dan segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat, karena mayoritas kematian akibat rabies disebabkan oleh terlambatnya dibawa ke fasilitas kesehatan.
Sumber =