Indonesia Jadi Rujukan Penanggulangan Bencana di Negara Berkembang

1,424

Indonesia Jadi Rujukan Penanggulangan Bencana di Negara Berkembang

INDONESIA JADI RUJUKAN PENANGGULANGAN BENCANA DI NEGARA BERKEMBANG

Washington - Indonesia adalah salah satu negara yang rawan bencana di dunia. Bahkan bencana-bencana besar terjadi seiring dengan tumbuh berkembangnya peradaban Bangsa Indonesia. Sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau 17.504, Indonesia memiliki kekhasan yang unik dalam penaggulangan bencana. Apalagi dengan beragamnya etnik, agama, bahasa, sosial, ekonomi dan budaya menyebabkan penanggulangan bencana di Indonesia lebih kompleks.

Indonesia saat ini dijadikan rujukan (role model) bagi negara-negara berkembang dalam penanggulangan bencana. Keberhasilan Indonesia melakukan penanggulangan bencana telah menginspirasi negara-negara berkembang untuk menjadikan contoh dalam penangana bencana di negaranya. Hal ini dikemukakan langsung oleh James Fleming, Direktur Divisi untuk Asia, Amerika Latin dan Eropa USAID’s Office of US Foreign Disaster Assistance (USAID/OFDA) kepada Kepala BNPB, Willem Rampangilei dan delegasi Indonesia, di Kantor Pusat USAID Washington DC, pada Rabu (30/3/2016). James Fleming mengatakan, “Sejak tsunami Aceh tahun 2004, Indonesia mengalami kemajuan yang luar biasa dalam penanggulangan bencana. Penanganan bencana dapat dilakukan dengan baik, seperti tsunami Aceh 2004, gempa Yogyakarta 2006, gempa Sumatera Barat 2007, erupsi Gunung Merapi 2010, erupsi Gunung Kelud 2014, dan lainnya. Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID/FODA terus berkomitmen membantu Indonesia dalam penanggulangan bencana. Sebab Pemerintah Indonesia sangat serius menanganinya. Sejak tahun 2013-2015, total bantuan USAID/OFDA ke Indonesia, baik untuk pengurangan risiko bencana dan bantuan darurat bencana mencapai lebih dari US$ 25,4 juta.”

“Saya mendapat laporan, bahwa program kerjasama antara USA da Indonesia telah terimplementasi dengan baik. Sistem Komando Darurat (Incident Command System, ICS) yang kita latihkan ternyata sudah diimplementasikan oleh BNPB dan BPBD di daerah sehingga penanganan bencana bencana menjadi lebih mudah. Sistem ICS ini juga digunakan Amerika dalam penanganan bencana yang banyak terjadi. Pengembangan InAWARE (Indonesia  All Warning, Analysis and Risk Evaluation) antara BNPB dan Pasifik Disaster Center juga sangat maju. Bahkan melebihi ekspetasi kami karena bantuan sejenis di banyak negara-negara lain banyak mengalami masalah. Di Indonesia, system InAWARE digunakan di pusat hingga daerah. Begitu juga bantuan untuk peningkatan kapasitas, manajemen logistik, pelatihan, pemberdayaan masyarakat dan lainnya juga berjalan dengan baik. Intinya kerjasama antara Indonesia dan USAID kita jadikan role model dalam penanggulangan bencana dengan negara-negara lain”, imbuh James Fleming.

Kepala BNPB, Willem Rampangilei, menyampaikan, “Pemerintah Indonesia mengucapkan terima kasih atas bantuan Pemerintah Amerika melalui USAID/OFDA. Pemerintah Indonesia sangat komitmen menanggulangi bencana dengan serius. Ini sebagai wujud bahwa negara hadir melindungi rakyatnya. Bahkan penanggulangan bencana menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan nasional. Artinya masalah bencana menjadi arus utama dalam pembangunan di semua sector. Jiwa gotong royong dan kekompakan antara Pemerintah Indonesia, masyarakat dan dunia usaha menjadi salah satu pilar yang penting dalam penanggulangan bencana.”

“Indonesia siap membantu negara-negara lain untuk sharing pengalaman. Kita tinggal di satu planet Bumi yang harus saling tolong menolong. BNPB memiliki pusat pelatihan penanggulangan bencana berkelas dunia bernama InaDRTG (Indonesia Disaster Relief Training Ground) yang dapat digunakan belajar bersama. Harapan saya agar kerjasama antara Indonesia dan Amerika dapat ditingkatkan ke depan. USAID dapat melanjutkan kerjasama program dalam peningkatan kapasitas, pengembangan InAWARE, training, menyediakan beasiswa untuk studi khusus penanggulangan bencana di Amerika, melanjutkan pengembangan system ICS, bantuan teknis dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, dan knowledge sharing”, tambah Willem Rampangilei.

Dalam pertemuan tersebut hadir dari delegasi Indonesia, pejabat USAID/OFDA, dan US Forest Service.

Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
(laporan langsung dari Washington)