Pada hari Rabu pagi, 7 Desember 2016, pukul 05.03 WIB telah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 6,5 SR. Kejadian gempa mengakibatkan terjadinya permasalahan kesehatan di 3 kabupaten di Provinsi Aceh, yaitu Kab. Pidie Jaya, Kab. Pidie, dan Kab. Bireuen. Kemudian pada tanggal 11 Desember 2016 pukul 09.50 WIB terjadi gempa susulan dengan kekuatan 5,3 SR yang juga menimbulkan permasalahan kesehatan.Gubernur Aceh telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari (7-20 Desember 2016) melalui surat Nomor 39/PER/2016.
Berikut adalah data Pusat Krisis Kesehatan per tanggal 14 Desember 2016, pukul 18.00 WIB.
Permasalahan Kesehatan :
No |
Kabupaten |
Korban Meninggal |
Korban Luka |
Pengungsi |
||
Jumlah ditemukan |
Jumlah teridentifikasi |
Luka Berat/ Rawat Inap |
Luka Ringan/ Rawat Jalan |
|||
1 |
Kab. Pidie Jaya |
96 |
89 |
130 |
462 |
82.122 |
2 |
Kab. Bireuen |
2 |
2 |
10 |
44 |
1.716 |
3 |
Kab. Pidie |
4 |
4 |
n.a |
n.a |
1.295 |
Total |
102 |
95 |
140 |
506 |
85.133 |
Upaya yang telah dilakukan :
a) Melakukan imunisasi campak dengan sasaran seluruh balita di wilayah gempa, upaya tersebut dilakukan sejak tanggal 12 Desember 2016 dan hingga saat ini sebanyak 388 balita yang telah diimunisasi. *)
b) Melakukan registrasi tenaga kesehatan dan data saat ini terdaftar sebanyak 372 nakes yang terdiri dari dokter spesialis, perawat, bidan, dan sanitarian.
c) Kegiatan Sub Klaster :
• Pelayanan Kesehatan
Terus memberikan pelayanan kesehatan baik di RS maupun di lokasi pengungsian
• Pengendalian Penyakit
Deteksi dini penyakit, surveilans, pengendalian vektor, screening TB dan imunisasi campak pada balita di lokasi pengungsian*).
• Penyehatan Lingkungan, Air, dan Sanitasi
Pemeriksaan kualitas air bersih, pemeriksaan makanan minuman, dan promosi kesehatan
• Kesehatan Reproduksi
Melakukan pendataan kelompok rentan dan melakukan assesment terkait kesehatan reproduksi, dengan dukungan UNFPA
• Kesehatan Jiwa
Membangun pos pelayanan keswa dan melakukan Psychological First Aid di pengungsian
d) Dukungan Klaster Kesehatan Nasional
1. Kemenkes:
a. Mengirimkan timRapid Health Assessment, Public Health Rapid Response Team, dan Tim Kesehatan Jiwa. Tim PHRRT berangkat pada tanggal 14 Desember 2016 untuk membantu upaya recovery dini. *)
b. Mengirimkan bantuan logistik:
• Obat-obatan, alat kesehatan, PMT Bumil, MP ASI, PMT Anak Sekolah, logistik kesling senilai lebih dari Rp. 2M
• Pada tanggal 13-14 Desember 2016 mengirimkan logistik kesling (250 buah safety box, 1.000 lembar polybag ramah lingkungan, 1.000 lembar polybag biasa, 475 lembar polybag limbah medis, 2.000 buah masker) serta kelambu sebanyak 1.000 buah.*)
c. Dit. Kesehatan Keluargaakan mengirimkan 2.879 kit individu dengan rincian : 1.572 hygiene kit, 456 kit ibu hamil 436 kit ibu bersalin serta 415 kit bayi baru lahir. *)
2. Terdapat sejumlah lembaga yang turut serta dalam pelaksanaan tanggap darurat bencana dengan berfokus mengoptimalkan pelayanan kemanusiaan di bawah koordinasi klaster kesehatan. Lembaga tersebut antara lain PMI, Bulat Sabit Merah Indonesia MDMC, LPBI NU, Wahana Visi Indonesia, Baznas Tanggap Bencana, PKPU, DMC Dompet Dhuafa, dan Yakkum Emergency Unit.
Kondisi Saat Ini :
- Pencarian korban telah dihentikan.
- Bantuan yang dibutuhkan yaitu kelambu untuk pengungsi.
- Situasi penyakit : *)
• Sejak tanggal 11 Desember 2016 terjadi penurunan angka kasus ISPA, influenza dan diare dari sebelumnya.
• Penyakit lainnya yang berpotensi KLB yang perlu diwaspadai yaitu penyakit kulit, pertusis, dan demam yang tidak diketahui asalnya.
- Dengan tingginya kasus trauma terdapat potensi terjadinya tetanus, untuk itu perlu dilakukan imunisasi Td.*
Ket. Gambar : Pasien RSUD Pidie Jaya sedang dievakusi keluar RS