Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) makin meningkat seiring meningkatnya musim kemarau. Diprediksikan puncak kemarau pada tahun 2016 terjadi pada September. Pola hotspot karhutla pada tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa September hingga Oktober adalah puncak berlangsungnya karhutla. Mulai terdeteksinya La Nina maka diperkirakan Oktober 2016 mulai banyak hujan sehingga puncak kemarau berlangsung pada September 2016.
Mengantisipasi karhutla maka Gubernur dari 5 provinsi telah menetapkan status siaga darurat menghadapi kebakaran hutan dan lahan. Kelila provinsi tersebut adalah Riau (1/3/2016 hingga 30/11/2016), Jambi (27/7/2016 hingga 14/10/2016), Sumatera Selatan (7/3/2016 hingga 30/11/2016), Kalimantan Barat (1/6/2016 hingga 1/9/2016), dan Kalimantan Tengah (1/7/2016 hingga 8/10/2016). Sedangkan provinsi lain yang langganan karhutla seperti Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan Sumatera Utara hingga saat ini belum ada penetapan siaga darurat karhutla oleh gubernurnya.
Menindaklanjuti penetapan siaga darurat tersebut BNPB memberikan bantuan pendampingan bagi BPBD dalam penanganan karhutla. BNPB mengerahkan 8 helikopter water bombing, 2 pesawat water bombing, dan 2 pesawat hujan buatan untuk mendukung satgas udara. Sebaran dari dukungan satgas udara tersebut Riau (3 heli water bombing, 2 pesawat Air Tractor water bombing, dan 1 pesawat hujan buatan), Sumatera Selatan (2 heli water bombing dan 1 pesawat Air Tractor water bombing), dan Kalimantan Tengah (2 heli water bombing). Untuk provinsi lain masih dalam penyiapan.
Strategi penanggulangan karhutla dilakuka melalui lima operasi yaitu operasi pemadaman di darat, operasi pemadaman dari udara, operasi penegakan hukum, perawatan dan pelayanan kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok masyarakat. Ribuan personil gabungan dari TNI, Polri, BNPB, Manggala Agni KLHK, BPBD, Damkar, SKPD, Masyarakat Peduli Api relawan ters melakukan pencegahan dan pemadaman karhutla. BNPB dalam kondisi darurat menyiagakan 16 helikopter water bombing dan patroli, 2 pesawat water bombing dan 8 pesawat hujan buatan.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB