Bencana banjir dan tanah longsor merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia terutama saat masuk musim hujan. Beberapa daerah di Indonesia memiliki kerentanan terhadap bencana ini bahkan beberapa diantaranya masuk dalam zona merah rawan longsor. Oleh sebab itu masyarakat harus sigap dalam menghadapi bencana longsor, sebab bencana ini bukan hanya menimbulkan kerusakan namun juga bisa menimbulkan korban jiwa.
Tanah longsor merupakan kejadian pergerakan tanah, batuan atau material lainnya dalam jumlah besar yang terjadi secara tiba-tiba, biasanya terjadi pada daerah terjal dan tidak stabil. Penyebab utama tanah longsor adalah gravitasi, tetapi besarnya volume dipengaruhi oleh berbagai faktor alam dan manusia. Hujan deras juga bisa menjadi pemicu terjadinya tanah longsor.
Ciri-ciri daerah rawan longsor
- Daerah bukit, lereng dan pegunungan dengan kelerengan lebih dari 20 derajat.
- Kondisi lapisan tanah tebal diatas lereng.
- Sistem tata air dan tata guna lahan yang buruk.
- Lereng terbuka atau gundul akibat penebangan pohon secara brutal.
- Adanya retakan pada bagian atas tebing.
- Terdapat mata air atau rembesan air pada tebing yang disertai dengan longsoran kecil.
- Pembebanan yang berlebihan pada lereng seperti adanya bangunan rumah atau saranan lainnya.
Sigap Menghadapi Tanah Longsor
Tanah longsor terjadi mendadak, bisa terjadi siang hari bahkan terjadi pada tengah malam. Bencana tanah longsor biasanya juga terjadi setelah hujan deras. Karena bencana ini terjadi secara mendadak, evakuasi penduduk segera setelah diketahui tanda-tanda tebing akan longsor.
Sementara itu Masyarakat yang berada di daerah rawan longsor harus melakukan patroli secara bergantian. Longsor yang terjadi di malam hari lebih banyak menelan korban jiwa, karena orang-orang tidak sempat untuk menyelamatkan diri saat mereka tertidur.
Ada baiknya jika sudah ada tanda-tanda tebing akan longsor, kita harus mengevakuasi atau mencari tempat aman sambil menghubungi pihak terkait untuk membantu melakukan evakuasi