Sebagai bentuk nyata upaya peningkatan kapasitas dan pemahaman masyarakat terkait kebencanaan/krisis kesehatan secara langsung, Pusat Krisis Kesehatan telah melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pengurangan Risiko Krisis Kesehatan di beberapa daerah yang memiliki potensi rawan krisis kesehatan. Kegiatan ini merupakan pemberian bekal kepada masyarakat dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana dan krisis kesehatan yang mengancam lingkungan sekitar tempat tinggal mereka.
Salah satu daerah dimana tempat kegiatan Sosialisasi Pengurangan Risiko Krisis Kesehatan ini dilaksanakan adalah Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah yang diselenggarakan di Aula Batang Garing Kota Palangkaraya. Kegiatan ini dihadiri oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Bapak Hang Ali Saputra Syah Pahan, SH, perwakilan Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya, perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah dan 300 orang dari berbagai elemen masyarakat.
Kegiatan ini diisi dengan sambutan dan paparan mengenai Profil Krisis Kesehatan di Kota Palangkaraya oleh Kepala Seksi Wabah dan Surveilans Dinkes Kota Palangkaraya, Ibu Maria Jacquelina, SKM yang sekaligus membuka kegiatan ini, dilanjutkan arahan oleh Bapak Hang Ali Saputra Syah Pahan, SH selaku mitra Kementerian Kesehatan mengenai peran DPR RI RI dalam mendukung program Upaya Pengurangan Risiko Bencana. Kemudian dilanjutkan paparan Sosialisasi Pengurangan Resiko Kesehatan oleh Bapak drg. M. Kamaruzzaman, Msc. selaku Kepala Bidang Evaluasi dan Informasi Pusat Krisis Kesehatan, yang dimoderatori oleh Bapak Yaesar Wawan, SKM dari Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah.
Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Risiko Krisis Kesehatan ini bertemakan bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Kota Palangkaraya dan beberapa Kabupaten lain di Prov. Kalimantan Tengah merupakan daerah rawan kebakaran hutan dan lahan yang mengakibatkan adanya kabut asap. Kabut asap ini mengakibatkan dampak negatif bagi kesehatan antara lain mengakibatkan penyakit ISPA, asma, iritasi mata, dan penyakit paru obstruktif kronik. Untuk itu perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat agar melakukan kesiapsiagaan serta dapat mengurangi risiko akibat terpapar asap, antara lain hal-hal apa saja yang dapat dilakukan masayarakat untuk mencegah adanya karhutla dan apabila sudah terjadi, tindakan apa saja yang harus dilakukan. Apalagi mengingat bahwa musim kemarau sudah tiba dan sebaran titik panas sudah mulai meningkat.