Fenomena banjir bandang menjadi salah satu bencana yang menakutkan. Dampak yang ditimbulkan dari bencana ini pun cukup besar, seperti kerusakan fasilitas, kerusakan infrastruktur, merusak sarana prasarana hingga dapat menimbulkan korban jiwa dalam jumlah besar. oleh sebab itu bencana banjir bandang perlu di antisipasi sehingga dampak dari bencana ini bisa di minimalisir. Fenomena banjir bandang ini pernah melanda Sibolangit Sumatera utara pada bulan Mei 2016, banjir bandang yang melanda Sibolangit cukup mengejutkan karena terjadi di salah satu objek wisata yang di lewati aliran sungai. Kejadian tersebut cukup besar karena derasnya luapan sungai muncul secara tiba tiba sehingga menghanyutkan setidaknya 21 pengunjung.
Aliran Sungai Lau Betimus tiba-tiba saja meluap sangat deras. Hanya dalam hitungan menit sungai yang mengalir ke hulu di laut pantai timur Sumatera itu meningkat deras debit airnya. Puluhan orang terjebak di tengah aliran sungai. Banyak juga orang yang menyelamatkan diri, Ada yang memegang akar pohon, bertahan dengan memegangi pinggiran sungai dan meraih apapun yang bisa dijadikan pegangan. Hal ini tentu menjadi perhatian, mengapa banjir tiba tiba datang dan debit air terus meningkat?
Penyebab Banjir Bandang Sibolangit
Bencana banjir bandang yang terjadi di Lokasi wisata Air Terjun Dua Warna ini berada cukup jauh dari pemukiman penduduk, ditambah jalan yang cukup terjal yang mengelilingi air terjun. Semua aliran sungai yang mengalir menuju air terjun ini berada di tengah hutan yang terjal dan curam. Di sisi lain, semakin tingginya aksi pembalakan liar di hutan sekitar hulu sungai menjadi penyebab terjadinya banjir bandang. Aksi Pembalakan liar menjadi masalah serius, karena aksi ini terus meningkat setiap tahunnya dan hal ini sangat berdampak buruk bagi lingkungan dan juga menjadi penyebab terjadinya bencana.
Dataran tinggi di Kabupaten Tanah Karo memang mengalami masalah serius selama beberapa tahun terakhir. Kejadian illegal logging sulit ditindak tegas. Banyak bagian hutan di wilayah hulu sungai yang sudah gundul tak menampakkan bentuknya sebagai hutan. Imbasnya ketika hujan deras turun, tidak ada serapan air yang besar. Hutan sebagai daerah resapan air di Kabupaten Tanah Karo dan Deli Serdang tak mampu lagi menangkis aliran air. Akhirnya derasnya air memicu banjir bandang di Sibolangit.
http://blog.act.id/penyebab-banjir-di-sibolangit-sumatera-utara/