Pusat Krisis Kesehatan melakukan RHA (Rapid Health Assesment) terkait kecelakaan udara pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, pada Sabtu lalu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Pusat Krisis Kesehatan melakukan pemantauan pada pos kesehatan yang didirikan oleh Pos Kesehatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Tanjung priuk bersama AGD 119 DKI Jakarta. Pos pelayanan kesehatan ini beroperasi selama 24 jam, setidaknya ada 22 ambulans, 3 helikopter, 54 kapal, dan 18 RIB bersiaga di lokasi. KKP Tanjung Priuk juga menyiagakan 1 kapal ambulans. Dalam pencariannya TIM SAR Gabungan sampai saat ini telah menemukan 70 kantong body part. Selain itu tim identifikasi telah mengantongi 40 sample DNA dari keluarga untuk keperluan identifikasi.
Pos Klaster Kesehatan berada diterminal JICT 2 Tanjung Priuk sebanyak 3 pos yang disiagakan dengan 70 orang tenaga kesehatan dimobilisasi. Dinkes DKI Jakarta sampai dengan tanggal 11/1 telah melakukan tes swab rapid antigen kepada petugas dan relawan. Tim juga melakukan desinfeksi di tiga kapal boat pembawa jenazah.
Berdasarkan catatan manifest pesawat mengangkut 62 jiwa dengan rincian 6 flight attendant 56 penumpang yang terdiri dari 46 penumpang dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi.
Seperti yang dilansir dari laman kompas.com sebelum hilang kontak, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sempat keluar jalur penerbangan, yakni menuju arah barat laut. Air Traffic Controller (ATC atau petugas pengatur lalu lintas udara) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat. Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga akhirnya jatuh.
Sumber : Pusat Krisis Kesehatan, BASARNAS, Kompas