Dalam rangka mewujudkan kabupaten/kota yang memiliki kemampuan pengurangan risiko krisis kesehatan, Pusat Krisis Kesehatan melakukan kegiatan penguatan kapasitas untuk Dinas Kesehatan, baik di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang mana wilayahnya rawan bencana dan krisis kesehatan. Salah satu bentuk kegiatan penguatan kapasitas tersebut adalah “Penilaian (Assessment) Kapasitas Kabupaten/Kota dalam Penerapan Manajemen Penanggulangan Krisis Kesehatan”.
Bertempat di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang, tanggal 22 April 2021 telah dilaksanakan kegiatan assessment secara hybrid (luring dan daring). Tim Pusat yang dipimpin oleh Koordinator Bidang Pencegahan, Mitigasi dan Kesiapsiagaan Pusat Krisis Kesehatan, dr. Ina Agustina, MKM diterima oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Rahmah Nurhayati, M.Kes beserta Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi, dr. Taukhid. Pertemuan dengan pejabat di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah digunakan sebagai ajang untuk advokasi mengenai pentingnya daerah untuk melakukan penilaian risiko dan kapasitas di wilayahnya, agar ketika terjadi bencana atau krisis kesehatan, daerah sudah siap dan mengetahui apa yang harus dilakukan. Tentunya hal ini, perlu dimonitoring oleh Provinsi.
Selain melakukan advokasi, tim juga melakukan wawancara dan pengisian kuesioner yang nantinya digunakan untuk menilai kapasitas dan mengkaji risiko krisis kesehatan di kabupaten/kota tersebut, untuk selanjutnya diberikan rekomendasi. Peserta pertemuan secara daring berasal dari Dinkes Provinsi Jateng, Dinkes Kota Semarang, Dinkes Kab. Demak, Dinkes Kab. Pemalang, Dinkes Kab. Pekalongan, Dinkes Kan. Tegal dan Dinkes Kab. Brebes.
Seperti yang kita ketahui, Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi terawan bencana di Indonesia. Hasil pantauan Pusat Krisis Kesehatan mencatat bahwa sepanjang tahun 2020, terdapat 329 kejadian bencana dimana 64 diantaranya berdampak krisis kesehatan. Kejadian bencana yang kerap terjadi antara lain banjir dan tanah longsor. Selain itu beberapa gunung api di Jawa Tengah merupakan gunung yang masih aktif, bahkan gunung Merapi berulang kali erupsi di tahun 2020. Untuk itu perlu dilakukan penilaian kapasitas agar daerah tahu potensi bencana di daerahnya dan kapasitas apa saja yang dimiliki.
Diharapkan dengan adanya kegiatan assessment ini semakin membuat provinsi/kabupaten/kota lebih meningkatkan kesiapsiagaan dalam bidang kesehatan dalam menghadapi bencana/ktisis kesehatan.