Sebagian besar wilayah Indonesia masih berpotensi hujan lebat. Hal ini tentu sangat perlu diwaspadai sebab ancaman bencana banjir semakin meningkat. Akibat adanya perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstream di beberapa daerah di Indonesia membuat intensitas hujan yang terjadi cukup lebat. wilayah Jawa, Bali Dan Nusa Tenggara memiliki potensi terjadinya hujan lebat, kilat/petir dan angin kencang. Masyarakat dihimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang dan jalan licin. Selain daerah tersebut masih ada beberapa daerah yang berpotensi terjadi hujan lebat seperti :
- Lampung, Sumsel, Bengkulu
- Banten
- Jabodetabek
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur Bagian Barat
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Selatan
Berdasarkan pantauan dari BMKG wilayah tersebut memiliki potensi terjadi hujan lebat karena Terdapat daerah tekanan rendah di Laut Cina Selatan dan Lautan Pasifik timur laut Papua, sirkulasi angin tertutup di Samudera Hindia barat Lampung, daerah pertemuan angin di wilayah Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Tengah, Laut Jawa, Papua. Suhu muka laut umumnya berkisar antara 27.0 C – 30.0 C. Anomali suhu muka laut ( 0.5 – +3.0 0C) dengan anomali positif berada di Perairan Barat Daya Sumatera hingga selatan NTB, Laut Sawu, Selat Sunda, Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Karimata, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Teluk Tomini, Laut Banda, Laut Seram, Laut Arafuru, dan Teluk Cendrawasih. (Sumber BMKG)
Masyarakat dihimbau perlu waspada dengan hujan lebat yang terjadi. Berdasarkan data Pusat Krisis Kesehatan selama periode September – Oktober terdapat 36 kejadian bencana banjir, 16 kejadian pada bulan September dan 20 kejadian sampai per tanggal 13 Oktober. Dengan wilayah Jawa Timur paling tinggi terkena banjir dengan total 14 kejadian. Oleh sebab itu harus ada kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir yang akan terjadi sewaktu waktu sebab hujan lebat sulit diprediksi karena sedang menghadapi anomali cuaca.
Sumber : http://meteo.bmkg.go.id/prakiraan/mingguan