PENGUKUHAN DASIPENA REGIONAL BALI

2,239

PENGUKUHAN DASIPENA REGIONAL BALI

Menteri Kesehatan dan Gubernur Bali telah mengukuhkan Pemuda Siaga Peduli Bencana (DASIPENA) untuk Regional Bali, pada hari Selasa tanggal 14 Oktober 2008 bertempat di Denpasar Bali.

Menteri Kesehatan dan Gubernur Bali telah mengukuhkan Pemuda Siaga Peduli Bencana (DASIPENA) untuk Regional Bali, pada hari Selasa tanggal 14 Oktober 2008 bertempat di Denpasar Bali.

Dalam sambutannya Menteri Kesehatan mengatakan bahwa pembentukan Pemuda Siaga Peduli Bencana (DASIPENA) adalah suatu kebutuhan yang mendesak mengingat Negara yang kita cintai ini merupakan Negara rawan bencana, baik bencana alam, bencana karena ulah manusia, maupun keraruratan komplek.

Berdasarkan data Pusat Penanggulangan Krisis, Departemen Kesehatan tercatat sepanjang tahun 2006 ada 162 kejadian bencana dengan angka kematian lebih dari 7.700 orang, tahun 2007 ada 205 kali kejadian bencana dengan angka kematian 670 orang dan tahun 2008 s/d bulan September 2008 terjadi lebih dari 300 kali kejadian bencana dengan angka kematian lebih dari 370 orang. Penurunan jumlah korban meninggal akibat bencana ini dimungkinkan karena upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan yang telah dilakukan oleh segenap jajaran kesehatan sudah semakin baik.

Dengan melihat ancaman yang ada maka keberadaan DASIPENA sangat tepat dan strategis. Ribuan orang anggota DASIPENA yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia nantinya akan ditingkatkan kepasitasnya dengan pelatihan pertolongan pertama pada korban cedera serta dasar-dasar penanggulangan bencana.

Pemuda Siaga Peduli Bencana (DASIPNA) Regional Bali ini merupakan peresmian yang ke-4. Sebelumnya DASIPENA pertama diresmikan di Regional Sulawesi Selatan, Makassar pada tanggal 5 Mei 2008 dengan melatih 1.600 orang, kemudian DASIPENA ke-2 di Regional Jawa Tengah, Semarang pada tanggal 31 Juli 2008 dengan melatih 4.500 orang, serta DASIPENA ke-3 di Regional Jawa Timur, Surabaya pada tanggal 19 Agustus 2008 dengan melatih 5.000 orang, sedangkan DASIPENA ke-4 ini direncanakan akan melatih sekitar 1.500 orang.

Bali merupakan wilayah yang mempunyai potensi untuk terjadi bencana, beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya bencana adalah kondisi geografis, iklim, geologis dan faktor-faktor lainya seperti keragaman sosial, budaya dan politik.

Wilayah Bali dapat digambarkan sebagai berikut:

  1. Bali merupakan bagian dari Negara Kepulauan Republik Indonesia yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia dan Benua Australia serta lempeng Samudra India dan Samudra Pasifik
  2. Terdapat beberapa Gunung Aktif
  3. Terdapat beberapa sungai besar dan kecil yang melewati kawasan padat penduduk dan berpotensi terjadi banjir dan tanah longsor pada saat musim penghujan
  4. Terdapat beberapa suku bangsa, sosial budaya serta terdapat daerah-daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi (income competitive area)
  5. Disamping itu kondisi pantai Bali Barat berada pada garis patahan yang membujur dari barat sampai timur, sehingga menempatkan Kabupaten Jembrana yang berada di Wilayah pantai barat merupakan wilayah yang rawan terjadinya gempa bumi dengan kemungkinan ataupun tanpa gelombang tsunami, selain itu keadaan hutan yang gundul akibat penebangan liar atau yang lebih dikenal dengan ilegal logging yang terjadi beberapa waktu yang lalu hal tersebut menempatkan Provinsi Bali sebagai daerah rawan bencana.

Dalam Sambutannya Gubernur Bali mengatakan bahwa kondisi aman, sehat dan nyaman merupakan dambaan semua orang, apalagi Bali sebagai daerah tujuan wisata dunia sangat memerlukan adanya kondisi yang aman, sehat dan nyaman tersebut. Setiap kali ada isu tentang wabah suatu penyakit atau ada gangguan keamanan seperti bom maka sangat berpengaruh terhadap kunjungan para wisatawan yang berlibur ke Bali. Bila kunjungan touris ke Bali berkurang maka pada akhirnya akan menghambat perputaran roda ekonomi masyarakat Bali sehingga dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat Bali. Untuk itulah semua pihak harus mengupayakan menjaga kondisi yang aman, sehat dan nyaman tersebut.

Penanggulangan bencana merupakan tugas kita bersama, tidak mungkin ditangani oleh jajaran kesehatan saja, melainkan sangat memerlukan bantuan dan kerjasama lintas sektor, pihak swasta maupun masyarakat sendiri secara sistematis, terpadu dan terkoordinasi dengan baik.

Gubernur juga sangat menghargai penyelenggaraan pelatihan dan pengukuhan para pemuda yang tergabung dalam Pemuda Siaga Peduli Bencana (DASIPENA) Bali, dan berharap agar para anggota Dasipena Bali ini dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan kepeduliannya dalam penanggulangan bencana sehingga nantinya dapat berperan serta menolong para korban bencana.

Kecepatan upaya pertolongan kepada para korban sangat menentukan hidup matinya para korban. Yang paling dekat dengan para korban tentu masyarakat itu sendiri, untuk itu peran pemuda terlatih yang ada di tengah-tengah masyarakat mempunyai makna yang besar dalam menyelamatkan jiwa seseorang yang sedang tertimpa bencana.

Pemuda yang tergabung dalam DASIPENA provinsi Bali sebanyak 1500 orang yang terdiri dari mahasiswa yang terkait dibidang kesehatan (FK UNUD, Poltekes semester I, Stikes semester I, UPTPAM Kes Dikes Provinsi Bali), Pelajar dan karang taruna di Provinsi Bali.

DASIPENA telah dilatih dengan materi pelatihan sebagai berikut:

  1. Sistim Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu(SPGDT)
  2. Basic Life Support (BLS)
  3. Triage Korban Bencana
  4. Teknik Evakuasi Korban
  5. Menghentikan Pendarahan
  6. Teknik Penggunaan Perban dan Pembalutan