Indonesia adalah negara rawan bencana, sehingga pantaslah jika Indonesia mendapat julukan Laboratorium bencana dan saat ini paradigma dalam upaya penanggulangan bencana lebih dititik beratkan pada upaya sebelum terjadi bencana/prabencana dengan melakukan kegiatan-kegiatan terkait Pengurangan Risiko Bencana (PRB) antara lain peningkatan kapasitas, peringatan dini, mitigasi dan kesiapsiagaan. Salah satu upaya kesiapsiagaan adalah menyusun rencana kontijensi.
Berdasarkan hal tersebut, Pusat Krisis Kesehatan mengadakan kegiatan Pendampingan Penyusunan Rencana Kontijensi Bidang Kesehatan di Kota Makassar tanggal 20 - 23 Maret 2018 yang berlokasi di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Makasar. Peserta berasal dari 6 Kabupaten/Kota yaitu Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong, Morowali, Sigi, Donggala, Poso dimana peserta berasal dari unsur Dinas Kesehatan, RSUD, BPBD dan PMI.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun rencana kontijensi lingkup klaster kesehatan dengan melibatkan lintas sektor sebagai upaya pengelolaan bencana pada saat tanggap darurat. Acara ini langsung dibuka oleh Kepala Pusat Krisis Kesehatan didampingi oleh Kepala Bidang Pencegahan, Mitigasi dan Kesiapsiagaan.
Fasilitator kegiatan ini berasal dari Pusat Krisis Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dan Provinsi Sulawesi Selatan. Materi meliputi Prinsip-Prinsip Renkon, Penilaian Risiko, Penyusunan Skenario, Penyusunan Rumusan Kebijakan dan Strategi Operasional, Standar Pelayanan Kesehatan, Perencanaan Klaster Bidang Kesehatan dan Penyusunan Dokumen Lampiran Renkon
Output dari kegiatan ini adalah peserta diharap membuat rencana kontijensi yang paling prioritas di daerahnya hampir seluruh peserta undangan menghasil rencana kontijensi dengan bencana banjir kecuali kabupaten sigi membuat rencana kontijensi dengan bencana banjir bandang.