WHO dan Pusat Krisis Kesehatan bekerjasama dengan universitas di regional, mengorganisasikan sebuah kegiatan peningkatan kapasitas dalam wadah International Training Consortium On Disaster Risk Reduction yang kemudian disingkat menjadi ITC-DRR. Pada perkembangannya, ITC DRR telah menyelenggarakan sembilan pelatihan berskala Internasional untuk keadaan krisis kesehatan, pengurangan risiko bencana, penanggulangan dan manajemen bencana.
Pelatihan kali ini merupakan penyelenggaraan yang ke-sepuluh dan memfokuskan pada tema “Penanggulangan Bencana Kekeringan”. Tema penanggulangan bencana kekeringan dipilih karena bencana kekeringan berdampak sangat luas salah satunya pada status kesehatan masyarakat. Ketersediaan dan pengelolaan air bersih, pengelolaan sanitasi dan penanggulangan penyakit menular serta upaya pelayanan gizi merupakan serangkaian permasalahan yang timbul akibat bencana kekeringan. Dari segi sosial, dampak yang ditimbulkan oleh bencana kekeringan berbeda dengan dampak bencana banjir, tanah longsor, tsunami, ataupun gempa bumi. Bencana kekeringan dapat menimbulkan perpecahan dan konflik, baik konflik antar pengguna air dan antar pemerintah.
Agar klaster kesehatan dapat mengatasi permasalahan kesehatan yang berpotensi muncul akibat bencana kekeringan, dibutuhkan tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan teknis dan manajerial. Oleh sebab itu, diselenggarakanlah pelatihan ini dengan tujuan yaitu untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam manajemen pengurangan risiko bencana kekeringan.
Pelatihan telah dimulai pada hari Senin tanggal 17 Oktober 2016 dan akan dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari di Hotel Grand Tjokro, Kota Yogyakarta, DIY. Pelatihan secara resmi dibuka oleh Kepala Bidang Pencegahan, Mitigasi dan Kesiapsiagaan Pusat Krisis Kesehatan. Peserta yang diundang berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang wilayahnya rawan bencana kekeringan, perwakilan dari Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Universitas Gadjah Mada serta dari unit teknis di Kementerian Kesehatan. Diundang pula perwakilan beberapa LSM yaitu OXFAM, RedR Indonesia dan Yakkum Emergency Unit.
Total peserta pelatihan ini adalah sebanyak 25 orang. Fasilitator sebanyak 4 orang, berasal dari Pusat Krisis Kesehatan, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Brawijaya. Narasumber dalam pelatihan ini berasal dari Kementerian Kesehatan, BNPB, BMKG, Kementerian PUPR, BBTKL-PP DIY, Dinkes dan BPBD Prov. DIY serta Dinkes Kab. Gunung Kidul. Dengan adanya fasilitator, metode pelatihan ini menjadi lebih interaktif dan lebih bersifat participatory.
Dalam pelatihan ini, peserta akan diberikan materi tentang Sistem Nasional dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana, Koordinasi Klaster Kesehatan, Sistem Peringatan Dini Bencana Kekeringan, Fasilitasi Air Bersih dan Sanitasi Saat Bencana Kekeringan, Penanganan Kualitas Air Bersih dan Sanitasi Saat Bencana Kekeringan Bidang Kesehatan, Sistem Komando Pengendali Lapangan, Dampak Kesehatan Akibat Bencana Kekeringan, Surveilans dan Penanggulangan Penyakit Menular Saat Bencana Kekeringan dan Materi Pelayanan Gizi Pada Bencana Kekeringan, Teknologi Kesehatan Lingkungan Pada Bencana Kekeringan, Komunikasi Risiko Bencana Kekeringan, Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Air Bersih, Manajemen Sistem lnformasi PKK.
Di akhir pelatihan, akan dilaksanakan kunjungan lapangan ke Desa Karang Rejek, Kabupaten Gunung Kidul agar peserta dapat mempelajari mekanisme koordinasi lintas sektor dan penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana kekeringan.
Suasana Pembukaan Kegiatan
Pembukaan oleh Kepala Bidang PMK
Narasumber dari Pusat Krisis Kesehatan
Narasumber dari BMKG
Narasumber dari BNPB
Fasilitator Pelatihan
Peserta Pelatihan
Sesi Foto Bersama