Tepat semingggu setelah Jakarta dilanda bencana banjir besar yang melumpuhkan kota Jakarta, jajaran kesehatan harus mewaspadai terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat penyakit menular yang biasa berkembang menjadi bencana berikutnya (bencana non alam) dan penyakit-penyakit paska banjir, demikian arahan Menteri Kesehatan dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH pada acara pelepasan Tim Siaga Kesehatandi lapangan upacara Kementerian Kesehatan, Senin (21/1/2013). Tim Siaga Bencana yang dilepas merupakan bentuk kepedulian Kementerian Kesehatan untuk membantu memberikan rasa aman dan tenteram masyarakat melalui pelayanan kesehatan. Kepada semua jajaran kesehatan dari berbagai program hendaknya saling bahu membahu membantu korban bencana banjir dan berkoordinasi dengan sektor lainnya. Walaupun Tim Siaga Bencana baru dilepas secara seremonial, pada masa tanggap darurat, tim kesehatan sudah bekerja dan menolong masyarakat yang menjadi korban banjir pada pos-pos pelayanan kesehatan yang telah didirikan di beberapa lokasi, untuk itu tambah Menteri Kesehatan “Saya sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan atas pengabdian kepada yang telah bekerja dari awal terjadinya bencana banjir”. Pemerintah sendiri menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan pada saat tanggap darurat dan paska bencana sesuai undang-undang 36 tahun 2009 pasal 82 ayat 4 tentang Kesehatan.Terkait dengan bencana banjir, Gubernur DKI Jakarta telah menetapkan masa tanggap darurat bencana banjir terhitung tanggal 17 Januari 2013 sampai dengan 27 Januari 2013. Di beberapa lokasi kondisi sudah mulai berangsur-angsur normal, masyarakat sudah mulai kembali beraktifitas, kondisi ini hendaknya tidak membuat kita lengah, karena itu kewaspadaan tetap dilakukan khususnya pada tempat-tempat pengolahan makanan untuk tetap menjaga higienie sanitasi makanan serta hasil olahannya, termasuk bantuan makanan langsung dari masyarakat dalam upaya mencegah terjadinya keracunan akibat makanan, termasuk tersedianya air bersih, begitu juga pada kelompok rentan (bayi balita, ibu hamil, ibu menyusui, lansia, dan orang dengan berkebutuhan khusus) untuk mendapatkan perhatian lebih dan menjadi prioritas pada upaya pelayanan kesehatan, demikian pesan akhir Menteri Kesehatan sebelum acara pelepasan. Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan di awal acara pelepasan melaporkan kondisi terkini (21/1/2013) perkembangan bencana banjir di Jakarta, berdasarkan data yang berhasil dihimpun Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan, tercatat korban meninggal 20 orang, luka berat/rawat inap 23 orang, rawat jalan 14.830 orang dan pengungsi berjumlah 18.018 orang. Tim Siaga Bencana akan bertugas sampai dengan selesai masa tanggap darurat (27/1/2013) berjumlah 143 orang yang merupakan gabungan dari Rumah Sakit Pemerintah, TNI dan Swasta ( RS Fatmawati, RS Persahabatan, RS Sitanala, RS Bintaro, RS Puri ) PB IDI, Tim Kesehatan Peduli Bencana UGM, Yonkes Kostrad TNI AD, Politeknik Kesehatan Pusat, serta Tim Siaga Bencana dari perwakilan Unit Utama Kementerian Kesehatan. Tim akan bertugas secara bergerak (mobile) dari satu lokasi ke lokasi lain sesuai dengan kondisi di lapangan, dan setiap upaya yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan selalu berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat.Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan sudah mendirikan Pos Kesehatan di empat lokasi sejak hari Sabtu (18/1/2013) yaitu : Kalibata, Bukit Duri di Jakarta Selatan kemudian di Rawa Buaya dan Kapuk di Jakarta Barat, petugas kesehatan yang memberikan pelayanan di masing-masing pos kesehatan dari Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan, Rumah Sakit Vertikal dan Kementerian Pertahanan.