Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki ancaman bencana geologis yang sangat tinggi. bencana geologis ini meliputi, Tanah longsor, gempa bumi, tsunami dan Erupsi gunung api. Indonesia menjadi wilayah yang paling rentan terhadap gempa tektonik dan letusan gunung api dibandingkan negara lain bahkan indonesia negara yang paling banyak memiliki gunung api aktif didunia. Hal ini karena letak negara kita terbentuk dari pertemuan tiga jalur lempeng dunia, yaitu, Sirkum Mediteranean, Sirkum Pasifik dan Sistem Samudera Hindia, posisi ini membuat jalur tektonik selalu bersejajar dengan jalur vulkanik, jalur tersebut melewati wilayah, Jawa Sumatera, Sulawesi, Kep Halmahera dan Nusa Tenggara. Hal ini membuat diwilayah tersebut sangat rentan terjadi bencana gempa dan juga letusan gunung api yang bisa terjadi sewaktu waktu.
Menghadapi ancaman bencana letusan gunung api, tentu sudah menjadi tanggung jawab pemerintah dan juga kalangan masyarakat untuk mengambil langkah langkah yang tepat agar bisa mengurangi resiko bencana dan memiliki rencana keadaan darurat untuk meminimalisir dampak bencana. bagi masyarakat yang tinggal di daerah gunung api yang masih aktif sangat perlu memiliki kesiapsiagaan bencana, mengenali sistem peringatan dini hingga mitigasi bencana gunung api. Hal ini dilakukan agar bisa meminimalisir dampak bencana erupsi gunung api
Kesiapsiagaan Letusan Gunung Api
- Kesiapsiagaan sangat penting dilakukan sebagai upaya yang cepat dan tepat dalam menghadapi kejadian bencana yang bisa terjadi tanpa diprediksi. Kesiapsiagaan ini meliputi :
- Melakukan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan bencana, bisa dengan melakukan simulasi bencana dengan warga yang tinggal didaerah sekitar lereng gunung api.
- Melakukan organisasi, komunikasi, pemasangan dan menguji sistem peringatan dini bencana.
- Menyediakan dan menyiapkan segala pasokan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
- Rutin melakukan penyuluhan dan pelatihan tentang mekanisme tanggap darurat letusan gunung api.
- Menyiapkan jalur evakuasi bagi warga terdampak
- penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana.
Dalam menghadapi ancaman letusan gunung api, selain kesiapsiagaan ada juga mitigasi bencana yang perlu dipahami bagi warga yang bermukim disekitar gunung api. Mitigasi bencana ini sangat memiliki peran dalam manajemen krisis bencana erupsi. Pada fase Pra-kejadian peranannya dapat meliputi langkah-langkah penilaian risiko bencana, pemetaan daerah kawasan rawan bencana, pembuatan peta risiko dan membuat simulasi skenario bencana.
selain itu ada juga sistem peringatan dini yang terpasang di area gunung api. Sistem peringatan dini ini akan memberitahukan kepada masyarakat sekitar prihal kondisi dan status gunung tersebut. Ada banyak peringatan yang bisa disampaikan, peta kawasan rawan bencana juga termasuk bentuk sistem peringatan dini yang bersifat lunak. Peta ini memuat zonasi level kerawanan sehingga masyarakat diingatkan akan bahaya dalam lingkup ruang dan waktu yang dapat menimpa mereka di dalam kawasan Merapi.
4 tingkat peringatan dini untuk mitigasi bencana letusan Merapi
Aktif Normal
Kondisi ini menggambarkan akttifitas merapi yang tidak menunjukan adanya gejala yang menuju pada letusan atau kondisi gunung sedang aman. Kondisi ini diperoleh dari pengamatan instrumental dan juga visual.
Waspada
Kondisi ini menujukan bahwa ada peningkatan aktifitas gunung api dari kondisi aktif normal. Pada kondisi ini, peningkatkan aktifitas ini juga tidak selalu mengarah pada letusan atau erupsi. Namun status waspada bisa kembali ke status normal. Pada tingkat Waspada mulai dilakukan penyuluhan di desa-desa yang berada di kawasan rawan bencana Merapi.
Siaga
Status ini menggambarkan peningkatan aktifitas merapi yang semakin jelas dan mengalami peningkatan. Kondisi ini juga bisa disimpulkan bahwa aktifitas bisa di ikuti oleh letusan. Jika status sudah siaga, Warga yang berada di sekitar akan mendapatkan penyuluhan yang intensif. masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana sudah siap jika diungsikan sewaktu-waktu.
Awas
Kondisi ini menggambarkan bahwa aktifitas merapi sedang memasuki fase letusan utama, Pada kondisi Awas, masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana atau diperkirakan akan terlanda awan panas yang akan terjadi sudah diungsikan menjauh dari daerah ancaman bahaya primer awan panas.
Sumber : http://merapi.bgl.esdm.go.id/pub/page.php?idf=10