Biasanya gempa bumi dilahirkan dari segmen sesar atau patahan tertentu. Namun pada gempa bumi yang terjadi di Pidie Jaya , Aceh pada 2016 lalu justru melahirkan ilmu baru tentang sesar dizona tersebut. Nama Sesar Pidie sudah disiapkan untuk zona kegempaan baru yang teridentifikasi pasca gempa.
Tidak lama setelah terjadinya gempa bumi, peneliti yang sedang meneliti zona sesar darat di Aceh bingung ketika ditanya soal segmen sesar mana yang patah sehingga melahirkan gempa, sebab, Kalau merujuk patahan yang ada, paling dekat patahan Samalanga-Sipopok. Namun, ini di luar jalurnya
Menurut ahli gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), menyebutkan jika pusat gempa berada diluar peta Bahaya Gempa Bumi Nasional dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 2010. Selain itu belum masuk kedalam draf peta SNI
Revisi peta baru gempa bumi nasional diinisiasi Pusat Studi Gempa Bumi Nasional (PuSGeN) nantinya akan ada penambahan sumber gempa baru, dalam revisi, nantinya akan ada satu sesar baru di Pantai Timur Aceh, namanya sesar Lhokseumawe. Namun untuk gempa yang Pidie belum masuk sebagai dalam revisi.
Gempa yang terjadi di Pidie bisa menjadi ilmu baru karena memiliki makna penting. Secara tektonik, wilayah Aceh kawasan seismik aktif sehingga rawan gempa. Daerah tersebut sangat berpotensi mengalami gempa akibat adanya ktivitas subduksi lempeng di Samudra Hindia barat Sumatera. Gempa 9,1 M di Aceh pada 26 Desember 2004 bersumber di zona subduksi ini.