Diprediksi La Nina Masih Akan Terjadi Sampai Awal 2017

2,800

Diprediksi La Nina Masih Akan Terjadi Sampai Awal 2017

Fenomena Cuaca La Nina masih belum berakhir. Pada bulan Agustus lalu fenomena La nina masih terjadi lemah. Walapun dampak dari la nina cukup tinggi seperti banjir dan tanah longsor. Fenomena ini akan terjadi cukup panjang diprediksi akan bertahan hingga awal tahun 2017. Bersamaan dengan La Nina terjadi fenomena Dipole Mode negatif sejak Mei 2016, yang diprediksi bertahan hingga November 2016, dan kondisi anomali Suhu Muka Laut yang hangat disekitar perairan Indonesia. Kondisi demikian akan menyebabkan tingginya curah hujan di Sumatera dan Jawa bagian Barat.

Berdasarkan data dari BMKG, musim kemarau basah masih akan terus terjadi di wilayah Indonesia. sebagian wilayah yang akan terkena kemarau basah seperti, Pulau Jawa, Sulawesi bagian timur, Papua bagian tengah dan Kalimantan serta Sumatera bagian selatan diprediksi akan mengelamai kenaikan curah hujan hingga 200%. Hal ini tentu sangat perlu diwaspadai sebab potensi bencana yang ditimbulkan cukup tinggi, akibat kemarau basah ini bencana yang akan terjadi adalah banjir dan tanah longsor. Akibat curah hujan yang tinggi dengan intensitas lebih lama membuat beberapa daerah menjadi rawan banjir dan longsor.

Pada tahun 2016 ini, terdapat Fenomena cuaca yang cukup ekstream. Kombinasi fenomena cuaca La Nina, Dipole Mode dan Anomali suhu muka air laut yang hangat sangat memberikan dampak yang cukup tinggi terhadap meningkatnya bencana di Indonesia. berdasarkan data dari Pusat Krisis Kesehatan selama periode Januari hingga September terdapat 710 Kejadian bencana Alam di wilayah Indonesia. 95% dari bencana tersebut adalah bencana hidrometeorologi yang dipengaruhi oleh cuaca. Oleh sebab itu ancaman bencana dari fenomena cuaca ini cukup tinggi dan berdampak terhadap kerentanan bencana didaerah yang semakin meningkat.

Bencana yang mengalami peningkatkan dan sangat rentan terjadi adalah Banjir dan Longsor. Curah hujan yang tinggi dan diatas normal membuat hujan lebat memiliki potensi banjir dan longsor. La nina juga sempat terjadi pada periode 2010 dan 2011, Indonesia mengalami curah hujan yang cukup tinggi terutama di Pulau Jawa, Maluku, Sulawesi, Sumatera Bagian selatan, Kalimantan Dan Papua, yang menyebabkan hujan lebat dan lebih tinggi daripada curah hujan normal sehingga meningkatkan risiko bencana banjir dan longsor. Selama periode La Nina dengan intensitas sedang tersebut bencana banjir dan longsor meningkat. Sebaliknya meningkatnya curah hujan memberikan dampak positif yaitu menurunnya jumlah kebakaran hutan dan lahan, dan kekeringan. Daerah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatera bagian Selatan dan sebagian Kalimantan yang biasanya kekeringan.

 

Sumber : http://www.bnpb.go.id/berita/3078/la-nina-terdeteksi-waspadai-banjir-dan-longsor