Bencana alam memang tidak bisa diprediksi, bisa terjadi sewaktu waktu dimana saja dan kapan saja. Indonesia termasuk kedalam negara yang rawan bencana alam karena letak geografis yang berada diantara 3 lempeng utama dunia sehingga sangat rawan ancaman bencana gempa bumi dan tsunami, namun Indonesia juga sangat rawan bencana Hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor. Bencana ini hampir setiap tahun terjadi dan berulang, hal tersebut karena sebagian besar wilayah indonesia masih terdapat pegunungan dan lereng curam.
Bencana tanah longsor sering terjadi di Indonesia dengan skala kecil dan besar. bencana ini dapat memberikan dampak dan resiko yang cukup besar, dampak yang ditimbulkan dari bencana ini adalah, kerusakan bangunan, kerusakan infrastruktur, memutus jalur transportasi dan menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit. Dalam kejadian longsor yang terjadi kerugian yang ditimbulkan pun cukup besar. Indonesa pernah beberapa kali dilanda tanah longsor, namun ada yang masih dalam skala kecil dan besar. Berikut merupakan rangkuman 3 kejadian tanah longsor mematikan yang melanda Indonesia, terhitung sejak awal tahun 2000 hingga kini.
Tanah longsor Bahorok, Sumatera Utara 2003
Pada tanggal 3 November 2003, Bukit curam yang berada di sekitar Desa Bukit Selawang, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara tersapu oleh longsoran tanah yang membawa air bah limpahan sungai Bahorok. Kejadian ini cukup besar dan menimbulkan korban meninggal 90 roang dan ratusan orang lainnya menderita luka ringan/berat. Yang menjadi penyebab tanah longsor ini adalah karena adanya kerusakan hutan yang disebabkan oleh penebangan liar. Berdasarkan data dari WALHI, 170 ribu hektar taman nasional Gunung Leuser dari luas total 788 ribu hektar rusak parah akibat penebangan hutan. Sehinggg hal ini menjadi penyebab utama tanah longsor besar terjadi di Bahorok.
Tanah Longsor Situ Gintung, Tangerang 2009
Tanggal 27 Maret 2009. Terjadi bencana tanah longsor besar di Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Tanggul situ gintung tiba tiba jebol. Kejadian tersebut terjadi saat shubuh, dalam kejadian tersebut memakan korban jiwa 7 orang. dan menenggelamkan ratusan rumah yang berada di sekitarnya. Curah hujan yang tinggi menjadi penyebab jebolnya tanggul penahan situ gintung, kemudian ada retakan pada tanggul serta limpahan air yang melebihi kapasitas, ditambah juga dengan kondisi tanah diwilayah tersebut masih curam. Hasil investigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG) menjelaskan bahwa bencana terjadi karena jebolnya tanggil selebar ± 65 meter, yang diikuti oleh gerakan tanah longsoran pada tanggul dengan panjang antara 3-7 meter, dan lebar antara 3-8 meter.
Tanah Longsor Banjarnegara
Tentu kita masih ingat dengan kejadian tanah longsor yang terjadi dibanjarnegara, pada bulan desember 2014, tanah longsor besar melanda Banjarnegara, tepatnya di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Banjarnegara. Saat itu hujan deras mengguyur wilayah tersebut, hujan belum reda namun, Dalam waktu kurang dari lima menit, tanah longsor mematikan menimbun 105 rumah warga di tiga desa sekaligus. Akibatnya fatal, seratus lebih korban jiwa melayang tertimbun longsoran tanah. Tebing setinggi 100 meter di Desa Sampang, Karangkobar, Banjarnegara tersebut memang mulanya diklasifikasikan sebagai daerah longsor berpotensi sedang dan tinggi.
Sumber : http://blog.act.id/3-kejadian-tragedi-tanah-longsor-mematikan-di-indonesia/