Indonesia sebagai host 2nd ASEAN Academic Conference (2nd AAC) dan ASEAN Institute for Disaster Health Management (AIDHM) berkomitmen untuk menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin untuk berpartisipasi aktif dalam membangun kolaborasi antar negara ASEAN sehingga terbentuk ketahanan kesehatan yang kuat, baik secara nasional maupun di regional ASEAN.
Pusat Krisis Kesehatan berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kegiatan 2nd ASEAN Academic Conference on Disaster Health Management pada tanggal 18 - 19 Oktober 2023 di Kota Yogyakarta secara hybrid. Kegiatan ini bertemakan Knowledge Co-Creation for Resilient Disaster Health Management towards "One ASEAN One Response" dengan 22 topik pembahasan serta menghadirkan 42 pembicara yang berasal dari negara dikawasan ASEAN maupun mitra kerja.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan 2nd ASEAN Academic Conference on Disaster Health Management terbagi menjadi 6 (enam) session, sebagai berikut:
1. Disaster and Public Health
2. Human Development and Education for DHM
3. EMT Development
4. Case Study Reports on DHM Practise and Experience
5. Regional Collboration Mechanism on DHM
6. Further Promotion for the AAN Activites
Kegiatan diawali dengan penyampaian sambutan dari Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan serta Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada.
Dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan menyampaikan, pengetahuan memainkan peran penting untuk pengurangan risiko kesehatan bencana yang lebih baik dan penelitian sangat penting untuk mengembangkan strategi dan kebijakan yang efektif, solusi masalah, inovasi, serta pengembangan teknologi untuk memitigasi dampak bencana terhadap kesehatan.
Dengan diselenggarakannya kegiatan konferensi ini, selain untuk mengimplementasikan salah satu prioritas deklarasi para pimpinan negara di ASEAN tentang Manajemen Kesehatan Bencana juga diharapkan dapat memperkuat kerja sama dan meningkatkan jaringan akademik yang aktif antar program pendidikan manajemen kesehatan bencana, penelitian, berbagi pengalaman di berbagai peristiwa dan negara maupun mendukung pengembangan solusi dan inovasi baru.